Senyum Terakhir Laila
Ia bernama Laila.. Gadis kecil yang berwajah manis dengan seluruh sikap cerianya yang terpancar setiap waktu. Laila masih berusia delapan tahun, di tahun ketiga nya ini ia masih duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar. Laila hidup bersama kakak laki-laki nya di sebuah rumah kecil dengan kakek rahmat ayah dari ibunya.. Pagi ini seperti biasa laila pergi kesekolah dengan teman-temannya begitu juga dengan Ari kakak laki-laki laila. Pada awl nya semua menyangka hari ini akan seperti hari biasanya berlalu dengan baik dan terlewati dengan rasa suka cita.. Namun tidak demikian dengan hari-hari laila.. di balik senyum dan tawa indah nya itu ia menyimpan rasa sakit yang tak berujung yang selelu ia sembunyikan dari kakak dan ibu kandungnya. --*--
Siang itu laila duduk sendiri dihalaman rumahnya bersama kucing kesayangannya yang selalu ia ajak bermain kerap kali ia pulang dari sekolah. Disaat ia asik bermain suatu hal buruk terjadi pada kondisi tubuhnya. Seketika ia merasa pusing yang teramat sangat dan pandangan memudar.. sesekali ia pandangi kucing kesayangan yang ada di pangkuannya, tidak pula ia memandangi arah depan taman rumah seakan tidak ada lagi pandangan yang terfokus dengan jelas.. ia terbaring dari tempat duduknya dengan rasa sakit pada kepala yang menyiksanya selama ini. Beberapa menit setelahnya ari pulang dari sekolah nya, ia pulang sedikit cepat hari ini karna merasa tidak enak badan. Belum ia masuk kedalam rumah ia mendapati adik nya terbaring di bangku duduk taman rumah.. "Laila bangun.. laila kenapa ini..." sontak histeris ari melihat adik perempuannya terbaring sendirian dengan keadaan tubuh demam panas, ia segera membawa laila ke dalam rumah. Di temuinya kakek sedang mengeluarkan sepeda motornya.. tidak berfikir panjang ari mengajak kakek rahmat memboncengi laila kerumah sakit. Mungkin hari ini menjadi hari yang sukit bagi ari sebab sudah dua rumah sakit dikunjunginya dalam keadaan kosong tanpa pelayanan dan penuh karna pemeriksaan penyakit DBD tiap tahunnya. Hingga beberapa waktu mereka mencari rumah sakit berhentilah ari dan kakek di sebuah rumah sakit kecil MITra milik seorang usahawan muda. Disanalah ari baru bisa memeriksakan keadaan laila adik kesayangannya itu. laila terbaring di kamar tidur nya.. dengan penjagaan penuh dari ari kakak nya yang sedari sore hari hingga malam berdiri di depan pintu ruang rawat laila. Mengetahui hal ini kakek rahmat menghubungi ibu laila yang saat itu sedang berada di Bandung untuk mengurusi usaha butiknya.. namun respon berbalik tidak seperti halnya yang di harap kan kakek rahmat. ibunya malah menyangkal itu hanya demam biasa dan tidak punya waktu untuk dapat menjenguk anaknya yang sedang sakit saat itu. Gumam sedih terlintas di bibir kakek rahmat mendengar tanggapan pasif yang di peroleh dari anak perempuan satu-satunya itu. Dengan berat hati ia menyampaikan hal ini kepada Ari. Ia juga tak menyangka ibu nya saat ini lebih mementingkan bisnis dari pada keadaan laila. kontak telpon kembali dilakukan kali ini ari yang langsung berbicara kepada ibunya. Namun sama halnya denga apa yang telah ia dengar sebelumnya jawaban yang sama dan tanggapan yang sama. Ari tertegun diam terduduk di bangku tunggu di depan ruang rawat laila. --*--
Sudah dua hari berlalu laila belum juga sadarkan diri. rasa takut menghantui rahmat dan ari. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang rawat laila dan mengajak ari serta kakek rahmat berbincang di ruangannya. Waktu sesaat seketika hening Ari terdiam tanpa kata mengetahui berita tentang kondisi keadaan laila. Bahwa teryata selama ini laila mengidap kanker otak dengan kondisi tubuh yang semakin menurun itu selama ini ia menutupi penyakitnya ini.. Air mata berlinang dari pelupuk mata ari karna di akhir pembicaraan dokter mengatakan kali ini tubuhnya sudah tidak mampu lagi bertahan dan ini sudah mencapai stadium akhir. Rasa sedih teramat sangat menghujani hati ari dan kakek rahmat.. Berkali-kali ia memberi kabar kepada ibunya bahwa laila sakit parah namun tidak ada tanggapan baik dai ibunya.. Hari ini tepat seperti waktu yang di perkirakan dokter dalam jangka waktu 120 jam masa terakhir laila. ia tersadar dari koma yang dialaminya beberapa hari yang lalu. menatap sekeliling ia mendapatkan kakak kesayangannya nya memegangi tangan nya yang dingin begitu juga kakek rahmat juga teman sekolah laila. Laila tersenyum manis merasa bahagia mengapa...? Karna baru ini kali pertama ia terbangun dari hal yang dianggapnya tidur dengan di kelilingi orang-orang yang di sayanginya.namun ada seorang yang tak ia lihat.. "Kak.. laila senang semua datang.. tapi ibu dimana ya kak laila ingin lihat ibu hari ini.." tanya lembut laila kepada kakak nya. "i..ibu sedang manuju kemari laila jawab ari keapda adik nya itu.." sembari sesekali memelingkan wajahnya kebelakang menahan tetesan air mata yang akan jatuh mengingat kenyataan tentang ibunya saat ini.. "Wah kalau begitu kali ini laila bisa ya kak bertemu ibu.. laila kangen sekali kak.." ucap laila sedikit menahan sakit pada kepalanya. "ia laila bisa" jawab kembali oleh ari.. "Kalau begitu laila boleh istirahat lagi ya kak,,? laila pusing banget kak".. mendengar ucapan laila itu ari hanya bisa menutup mulut dengan tangan kirinya menahan tangisnya seakan tak mampu berkata apa-apa lagi. laila pun terlihat tertidur kembali dengan senyum manis nya.. namun ini adalah senyum dan tidur terakhir bagi laila.. Ari terduduk diam dengan air mata membasahi pipinya.. tak ada lagi yang mampu membendung nya kali ini.. Ari terus mencoba mengabarkan kepeninggalan laila kepada ibunya namun tidak ada jawaban. Satu hari setelahnya ibu ari menelpon bertanya tentang laila.. ari menceritakan semuanya dan hal buruk yang ia tau tentang ibunya selama ini.. mengetahui anak perempuannya telah meninggal dunia Maya ibu laila mengalami struk setengah tubuh, dan tanpa ada keluarganya yang mengetahui sama hal nya seperti hal yang dialami anaknya sebelumnya,,"laila" Kini tinggal kenangan yang tersisa di hati ari dan kakek rahmat tentang semangat seorang gadis kecil yang selama ini ada bersama mereka..
Maknai setiap hal yang di berikan orang lain , tanggapi dengan kesungguhan hati, hargai setiap waktu dan jangan sia-siakan hati setiap orang yang menyayangi mu..
Qts : Gaga